Bireuen - Balai pengajian bagaikan anak tiri di Provinsi Aceh ini, bangun dan gulung tikar sendiri tiada yang peduli. Begitulah diungkapkan salah satu praktisi pendidikan Bireuen dan juga pimpinan salah satu balai pengajian, Tgk. Khairul Azmi, M.Pd pada juangnews.com pada Senin, (20/06/2022).
"Sudah lima tahun belakangan ini tiada sedikitpun bantuan dari pemerintah daerah untuk balai pengajian yang ada di kota santri ini," kata Tgk. Khairul Azmi.
"Mungkin anggapan pemerintah, yang namanya santri begitu lahir langsung mondok ke dayah salafi dan modern tanpa mengecap pendidikan agama di balai pengajian setempat," lanjutnya.
Menurut Tgk. Khairul Azmi, Bireuen sebagai kota santri harus dibenahi sedikit demi sedikit, otonomi khusus dan regulasi pemerintah provinsi harus sinkron dengan pemerintah daerah.
"Gagasan pemerintah daerah Kabupaten Bireuen tentang kota santri juga harus dipertanggungjawabkan dengan program dan bukti nyata" ucap Tgk. Khairul Azmi.
Ia menambahkan perlu diingat bahwa pondasi dasar dayah itu adalah balai pengajian. Jika balai pengajian tidak diperhatikan dengan baik maka terciptanya lingkungan Islami ini hanyalah ilusi dan sebatas aroma wangi lintas saja.
"Semoga ke depan pejabat atau pemangku kebijakan memberikan perhatian dan pembinaan lebih bagi balai pengajian yang ada di Kabupaten Bireuen," tutup Tgk. Khairul Azmi. [Fauzi Motty]