Pimpinan PT. Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe, Taufik Saleh dan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh Dr. Mohd. Heikal beserta dengan perangkat Gampong Matang Meunye, Aceh Utara dalam Pembukaan Pelatihan Pengembangan Usaha Kerupuk Tempe UKM Bungong Nanggroe (Selasa/15/02/2022) (Foto/Ist)
Pimpinan PT. Bank Aceh Syariah Cabang Lhokseumawe, Taufik Saleh dan Dosen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Malikussaleh Dr. Mohd. Heikal beserta dengan perangkat Gampoeng
Matang Meunye, Aceh Utara dalam Pembukaan Pelatihan Pengembangan Usaha Kerupuk
Tempe UKM Bungong Nanggroe (Selasa/15/02/2022).
Bertempat di Gampoeng Matang Meunye, Kecamatan Syamtalira Aron – Aceh Utara,
Aceh Utara - PT. Bank
Aceh Syariah (BAS) Cabang Lhokseumawe melakukan kegiatan pemberdayaan bagi pelaku UMKM yang bergerak dibidang usaha kerupuk tempe, mereka dilatih kemampuan dalam meningkatkan kapasitas
produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar melalui Pelatihan Manajemen Pengmbangan Usaha
bekerjasama dengan Fakutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh (FEB-Unimal).
Pelatihan yang diikuti
oleh 30 perempuan yang tergabung dalam UKM Bungong Nanggroe ini dilaksanakan pada Selasa (15/02/2022) kamarin di lokasi tempat produksi kerupuk tempe UKM yang dipimpin oleh
Mansuriyah.
Pempinan PT. BAS Cabang Lhokseumawe, Taufik Saleh pada media ini Rabu, (16/02/2022) menyampaikan bahwa
kegiatan ini adalah implementasi dari tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social
Responsibility (CSR) melalui kegiatan pengembangan masyarakat melalui pemberdayaanekonomi.
"Kesungguhan para peserta pelatihan sangat diharapkan sehingga kehadiran mereka
yang telah meninggalkan kegiatan utamanya menjadi bermanfaat karena kami sangat serius dalam memberikan perhatian bagi UMKM sehingga tidak hanya bisa berkembang tapi juga produk-produknya menjadi ikon dari satu wilayah baik itu kabupaten maupun kota di Aceh khususnya Aceh Utara dan Lhokseumawe," kata Taufik.
"Hal ini juga menjadi harapan dari para pemegang saham salah satunya adalah Pemerintah Aceh Utara, dimana Bupati Aceh Uata berharap akan lahir produk-produk berkualitas dan diminati oleh pasar, utamanya bagi para
pelancong atau wisatawan yang datang ke Aceh Utara dimana setiap kembali ke daerah asalnya
membawa serta produk-produk makanan sebagai oleh-oleh untuk kerabat mereka," lanjutnya.
Hal tersebut diungkapkan Taufik Saleh saat membuka pelatihan tersebut secara resmi yang turut
dihadiri oleh Geuchik Gampong Matang Meunye Tgk. Asnadar, beserta perangkat Gampong
dan Tuha Peuet Tgk. Zulfikar serta tokoh pemuda setempat.
Pelatihan ini diharapkan juga dapat membantu meningkatkan pendapatan bagi perempuan yang
bergabung dalam UKM Bungoeng Nanggroe ini dan dalam jangka panjang diharapkan juga
Gampong Matang Meunye menjadi sentra penghasil kerupuk tempe di Kabupaten Aceh Utara.
Produk UKM ini memiliki pangsa pasar yang cukup baik bahkan ketidakmampuan kelompok ini
memenuhi permintaan pasar menjadi persoalan serius dan selama ini pemasarannya dilakukan hal ini diungkapkan Mansuriyah yang merupakan Ketua Kelompok UKM Bungong Nanggroe.
Selanjutnya dosen FEB-Unimal, Dr Mohd. Heikal menyampaikan pada media ini bahwa program ini dilakukan secara berkesinambungan dimana tidak hanya melatih peserta untuk meningkatkan kapasitas produksinya, namun juga aspek pemasarannya juga menjadi bagian penting setelah pelatihan ini berlangsung.
"Hal yang berkaitan dengan
kemasan, proses produksi yang higienis serta pemasaran melalui platform digital akan menjadi
perhatian pihak kami sehingga kerupuk tempe produksi UKM Bungoeng Nanggroe ini bisa
memenuhi kebutuhan pasar baik lokal maupun nasional," ungkap Heikal.
Tambah Heikal, pihaknya akan secara berkelanjutan
melakukan pendampingan dan akan terus memberikan pelayanan baik konsultasi maupun
peningkatan kapasitas lainnya bagi UKM Bungoeng Nanggroe dan juga UMKM lainnya.
"Nantinya PT. BAS Cabang Lhokseumawe juga akan memfasilitas beberapa peralatan yang dibutuhkan dan juga akan membantu tersedianya rumah jemur dengan memanfaatkan sinar matahari (solar dried dome) sehingga fasilitas ini nantinya tidak hanya bisa membantu proses jemur yang selama ini terkendala bilamana cuaca hujan tapi juga karena fungsinya menyimpan panas sehingga masa jemur kerupuk tempe yang sudah dipotong-potong sebelum dikemas bisa lebih pendek dibandingkan secara tradisional," ujar Heikal.
"Program seperti ini adalah penting dilakukan dalam rangka melahirkan UMKM yang andal melalui kolaborasi antara Pemerintah Aceh Utara, perbankan dan perguruan tinggi sehingga sinergisitas ini dapat diikuti oleh para pemangku
kepentingan lainnya," pungkas Heikal. [Hamdani]