Ubeidilah Badrun melaporkan Kaesang dan Gibran atas kasus dugaan koruspi ke KPK. (Liputan6.com/ Istimewa) |
Jakarta - Nama Ubedilah Badrun menjadi perbincangan hangat masyarakat Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Pasalnya, orang tersebut berani melaporkan dua anak presiden, yaitu Kaesang dan Gibran ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan KKN dan pencucian uang. Lantas siapa sebenarnya Ubeidilah Badrun?
Ubeidilah Badrun bukan orang baru dalam percaturan politik Tanah Air. Dirinya merupakan aktivis sekaligus akademisi, ikut mendirikan Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ), yang menjadi embrio lahirnya gerakan reformasi 1998.
Sikap antikompromi Ubedilah membuat kawan-kawan aktivis pada masa itu menjulukinya dengan 'idiolog FKSMJ'. Berbeda dengan aktivis pada masanya yang cenderung memilih masuk parpol dan menjadi anggota DPR pascareformasi, Ubeidilah justru memilih menjadi akademisi dengan mengajar di sejumlah lembaga pendidikan.
Menurut catatan, pria kelahiran Desa Sendang, Karangampel, Indramayu, 15 Maret 1972 itu, pada masa kuliah tepatnya sekitar tahun 1995, sempat terpilih sebagai mahasiswa berprestasi dan mendapat penghargaan Dirjen Dikti Depdikbud RI. Di tahun yang sama, dirinya juga terpilih menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa IKIP Jakarta (sekarang UNJ).
Getol Menuntut Soeharto Diadili
Ubedilah muda yang juga aktif di Lembaga Dakwah Kampus, sempat ditangkap polisi saat memimpin simpul demonstrasi mahasiswa menuntut Harmoko diadili dan Golkar dibubarkan. Puncaknya, pada 1997, dirinya juga memimpin demonstrasi menolak pencalonan kembali Soeharto menjadi Presiden RI.
Dan bersama kelompok gerakan mahasiswa lainnya, FKSMJ dan FORKOT, Ubeidilah pada 18 Mei 1998, memimpin ratusan anggota Himpunan Mahasiswa Islam menduduki gedung DPR/MPR, hingga Soeharto lengser pada 21 Mei 1998.
Tak berhenti sampai di situ, pada 1999, dirinya masih aktif memimpin demonstrasi menolak Pemilu 1999, melakukan aksi bubarkan Golkar, dan mengusung dibentuknya Dewan Presidium Nasional (DPN). Dirinya juga yang paling getol menuntut Soeharto dan kroninya diadili, dan menuntut menggelar pemilu untuk memilih pemerintahan definitif.
Kini selain aktif menjadi dosen Fakultas Ilmu Sosial di almamaternya, yakni UNJ, Ubeidilah juga aktif menulis. Beberapa tulisannya dipublikasikan di sejumlah media massa.(liputan6.com)