Oleh : Hamdani, SE.,MSM
Penulis adalah dosen di PNL juga merupakan Pimpinan Redaksi juangnews.com
Ketika saya ditanyai orang, apa yang paling sering kamu lakukan setiap hari? Maka tanpa ragu saya akan menjawab. Menulis.
Ya menulis, karena nyaris tanpa hari saya tidak menulis. Menulis apa? Apasaja saya tulis, always...every time and every day setiap waktu dan setiap hari, sejak puluhan tahun lalu.
Dulu, puluhan tahun yang lalu, saat saya masih remaja, saat kehidupan saya masih sangat menderita (sebenarnya banyak hal yang bisa saya paparkan tentang penderitaan masa kecil, tapi takut dianggap.lebay hehe), nyaris setiap malam menjelang tidur tak lupa saya menulis. Menulis apapun di buku catatan harian saya, di bawah temaram cahaya lilin, karena rumah saya saat itu belum ada penerangan listrik dari PLN.
Berjilid-jilid saya habiskan buku catatan harian tersebut sepanjang usia muda saya. Serba neka catatan saya torehkan di situ dan masih saya simpan dengan baik sampai sekarang. Kadang saat saya baca sekarang malu hati, saking lebaynya tulisan-tulisan saya tempoe doeloe. Tapi itulah faktanya, itulah sejarah hidup saya.
Berawal dari suka menulis itulah, saya bercita-cita untuk jadi wartawan. Saat itu saya kagum melihat orang-orang yang berprofesi wartawan. Pergaulannya banyak, mau kemanapun, mau bertemu siapapun, mereka bebas akses. Juga orang-orang yang berprofesi wartawan ini gagah terlihat di mata saya. Sangat elegan.
Sampai akhirnya saya bisa menggapai cita-cita saya tersebut. Jadi wartawan (sudah saya kisahkan sebelumnya). Kenapa saya bisa mencapai hampir semua cita-cita saya? Karena saya percaya, Tuhan akan memberikan apapun kepada hambanya. Maka, saya berbaik sangka saja pada Allah, Tuhan saya. Karena saya juga percaya, usaha tak pernah mengkhianti hasil. Betul?
Kini berpuluh-puluh tahun sudah saya lalui fase menulis di bawah temaram cahaya lilin. Sampai hari ini, saya tetap masih berprofesi tak jauh-jauh dari menulis. Karena selain jadi wartawan, saya juga berprofesi sebagai dosen. Seorang dosen itu harus rajin menulis, yakni membuat penelitian dan pengabdian selain pengajaran semuanya tak jauh-jauh dari manulis.
Di kampus, sudah lima tahun ini saya juga dipercayakan mengelola jurnal, (Jurnal Ekonis namanya) itu juga adalah bagian dari dunia saya. Sehingga saya kelola jurnal itu sepenuh hati, dari belum terakreditasi sampai bereputasi nasional (akreditasi Sinta 6). Alhamdulillah.
Di dunia wartawan, saat ini saya masih eksis dan menjadi pimpinan redaksi di media daring yang saya namakan Juang News. Saya namakan Juang bukan karena ianya lahir di Kota Juang (julukan Bireuen). Tapi saya terinspirasi dari kata-kata juang, yang penuh semangat. Saat ini saya juga aktiif di beberapa media.
Begitulah tentang pengalaman saya menulis. Saya tak belajar khusus, saya belajar secara otodidak, karena saya tertarik (bakat). Maka jika orang ingin belajar menulis pada saya, maka saya tak akan bisa menjelaskan secara teori, tapi saya bisa menunjukkan mereka secara praktik. Saya arahkan mereka untuk praktik langsung.
Demiikian cerita saya hari ini. Selama semi lockdown ini, karena di rumah aja, saya akan terus bercerita. Apapun, tentang diri saya. Karena itu lebih aman buat saya, daripada sibuk dengan urusan orang lain. Salam. []