Jakarta - Para mahasiswa ketika mendapatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di bawah 3,00 mungkin berpikir enggak bisa sukses, dan melanjutkan kuliah ke luar negeri
Tapi, jangan sedih. Ternyata, IPK kecil itu bukan penghalang untuk kamu bisa kuliah di sana loh.
Dilansir Schoters, yang dikutip kembali oleh media ini dari kumparan.com Rabu, (22/9/2021) ada tiga sosok inspiratif yang bisa berjuang kuliah di luar negeri dengan IPK pas-pasan.
Yap, ada gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang lulus dengan IPK 2,70, lalu guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Rhenald Kasali yang lulus dengan IPK 2,49, dan dosen termuda asal Indonesia di University of Nottingham Inggris Bagus Putra Muljadi yang memiliki IPK 2,69.
Lulus dengan IPK di bawah 3,00 ini ternyata enggak menyurutkan semangat mereka untuk berprestasi di luar negeri. Hanya dengan IPK pas-pasan, Ridwan Kamil makin berprestasi dengan melanjutkan kuliah ke jenjang S2 di University of California, Berkeley Amerika Serikat.
Kang Emil meraih IPK master’s degree dengan angka 3,90. Sebab menurut dia lebih mudah sekolah di Amerika dibandingkan di Indonesia.
Rhenald Kasali juga akhirnya bisa mendapatkan beasiswa S2 dan S3 di University of Illinois at Urbana, Amerika Serikat. Meskipun telah ditolak beberapa kali akhirnya ia mampu untuk terus mengejar ilmu.
Rhenald memberikan tips untuk para mahasiswa yang juga ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri namun memiliki IPK yang pas-pasan. Menurutnya, seburuk apa pun kondisinya, kamu harus terus berusaha untuk menghadapinya. Meski sudah gagal terus, jangan patah semangat untuk terus mencoba.
IPK yang rendah juga bisa dijadikan motivasi untuk terus maju dan berkembang seperti Bagus Putra Muljadi. Lulus S1 dari Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung dengan IPK 2,69 enggak menghalanginya untuk bisa menjadi seperti sekarang.
Menurut dia, nilai jelek yang didapatkan justru memaksa dirinya untuk kuliah di luar negeri.
“Kalau nilai saya bagus, mungkin saya enggak akan seperti sekarang,” ungkapnya. [Hamdani/kumparan com]